BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepanjang hidupnya, manusia
tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia
memerlukan sarana sebagai pengungkap ide, gagasan, isi pikiran, maksud, tujuan,
keinginan, penjelasan, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk
memenuhi kebutuhan tersebut adalah bahasa. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa fungsi bahasa paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.
Wacana merupakan unsur
kebahasaan yang relativ paling kompleks dan paling jelas. Satuan pendukung
kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, paragraf,
hingga karangan utuh. Namun, wacana pada dasarnya juga merupakan unsur bahasa
yang bersifat pragmatis.
Van Leeuwen (2008) dalam
bukunya yang berjudul Discourse and Practice menggunakan pendekatan
eksklusi dan inklusi untuk menganalisis bagaimana aktor-aktor dalam wacana
ditampilkan, apakah aktor tersebut ditampilkan secara utuh, hanya sebagian atau
bahkan dihilangkan. Eksklusi merupakan pengeluaran atau penghilangan aktor dari
suatu wacana (van Leeuwen, 2008: 28-29). Berlawanan dengan eksklusi,
inklusi berkaitan dengan bagaimana aktor dimasukkan atau dihadirkan dalam
wacana. Jenis pendekatan ini memungkinkan untuk meninjau lebih dalam
dan terperinci tentang posisi aktor dalam wacana.
1.2 Rumusan Masalah
- Strategi wacana apa saja yang terdapat dalam
berita
pada koran bali post?
- Bagaimana keperbihakan strategi wacana dalam berita pada koran bali post?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui strategi wacana yang digunakan dalam berita pada koran bali post.
2. Untuk mengetahui keberpihakan strategi wacana dalam berita pada koran bali post.
1.4 Manfaat
- Untuk melengkapi tugas
mata kuliah wacana
- Dapat menunjukkan
contoh kalimat yang menunjukkan strategi wacana Theo van Leeuwen pada
berita di koran Bali Post.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Theo Van Leeuwen
Theo Van Leeuwen memperkenalkan
model analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang
dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Di sini ada kaitan antara wacana
dengan kekuasaan. Kekuasaan bukan hanya beroperasi lewat jalur-jalur formal,
hukum dan intuisi negara dengan kekuasaannya untuk melarang dan menghukum
tetapi juga sesuatu atau suatu kelompok
sebagai tidak benar atau buruk. Sering sekali tindakan kekuasaan itu datang
setelah suatu kelompok digambarkan secara buruk: tidak berpendidikan, liar, mengganggu ketentraman, kenyamanan
dan sering bertindak anarkis.
Media adalah salah satu agan terpenting dalam
mendefinisikan suatu kelompok. Lewat pemberitaan yang
terus-menerus disebarkan, media secara tidak langsung membentuk pemahaman dan
kesadaran di kepala khalayak mengenai sesuatu. Wacana yang dibuat oleh media
itu bisa jadi melegitimasi suatu hal atau kelompok lain. Sering sekali adanya
ketidakadilan dalam berita mengenai pemerkosaan terhadap wanita. Bagaimana
pihak yang menjadi korban digambarkan secara buruk, sehingga khalayak tidak
bersimpati justru lebih bersimpati kepada laki-laki yang menjadi pelaku. Theo
Van Leewen membuat suatu model analisis yang bisa kita pakai untuk melihat
bagaimana suatu peristiwa dan aktor-aktor sosial tersebut ditampilkan dalam
media dan bagaimana suatu kelompok yang tidak punya akses menjadi pihak yang
secara terus-menerus dimarjinalkan.
Berita adalah laporan, karangan, atau informasi
mengenai suatu kejadian atau pristiwa yang terkini(aktual). Suatu pristiwa bisa
disebut berita apabila sudah disiarkan, dilaporkan, atau diinformasikan. Berita
dalam media cetak dapat dilihat pada surat kabar, tabloit, atau majalah. Di
dalam berita, selalu terdapat informasi.kita dapat mengetahui informasi
tersebut dengan berpegangan pada 5W+1H (http://www.peribahasaindonesia.com/pengertian-berita-dan-unsur-unsur-berita/).
Koran adalah sejenis media
massa yang memberitakan kejadian-kejadian sehari-hari dalam kehidupan manusia.
Koran biasanya ditunjukan sebagai kegiatan komersil dari penerbit koran yang
bersangkutan. Tulisan-tulisan yang terdapat dalam sebuah koran dihasilkan oleh
para penulis berita yang disebut wartawan (http://matakristal.com/pengertian-koran/).
2.2 Strategi Wacana Exclusion
Ada beberapa strategi bagaimana
suatu aktor dikeluarkan dalam pembicaraan. Di antaranyadapat digambarkan
sebagai berikut.
a) Pasivasi
Eksklusi adalah suatu isu sentral dalam analisis wacana. Pada dasarnya
ini adalah proses bagaimana satu kelompok atau aktor tertentu tidak dilibatkan
dalam satu kelompok atau aktor tertentu tidak dilibatkan dalam suatu
pembicaraan atau wacana. Salah satu cara klasik adalah dengan membuat kalimat
dalam bentuk pasif. Lewat pemakaian kalimat pasif aktor dapat tidak hadir dalam
teks, sesuatu yang tidak mungkin terjadi dalam kalimat yang berstruktur aktif. Dalam kalimat pertama,
berita disajikan dalam bentuk kalimat aktif. Sebaliknya, dalam kalimat kedua,
aktor dihilangkan dalam pemberitaan, sebab yang lebih dipentingkan dalam
pemberitaan adalah objek.
b) Nominalisasi
Strategi wacana lain yang sering dipakai untuk menghilangkan kelompok
atau aktor sosial tertentu adalah lewat nominalisasi. Sesuai dengan namanya,
strategi ini berhubungan dengan mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda
(nomina). Umumnya dilakukan dengan memberi imbuhan pe-an.
c) Penggantian Anak Kalimat
Penggantian
subjek juga dapat dilakukan dengan memakai anak kalimat yang sekaligus
berfungsi sebagai pengganti aktor. Dalam pemberitaan mengenai demonstrasi
mahasiswa, dengan memakai anak kalimat “untuk mengendalikan demonstrasi
mahasiswa”, maka aktor (polisi) bisa disembunyikan atau dihilangkan dalam teks.
2.3 Strategi Wacana Inclusion
Ada beberapa macam strategi wacana
yang dilakukan ketika sesuatu, seseorang, atau kelompok ditampilkan dalam teks.
a. Diferensiasi-Indiferensiasi
Suatu peristiwa atau seorang aktor sosial bisa ditampilkan dalam teks
secara mandiri, sebagai suatu peristiwa yang unik atau khas, tetapi bisa juga
di buat kontras dengan menampilkan peristiwa atau aktor lain dalam teks.
Hadirnya peristiwa atau kelompok lain lselain yang diberitakan itu, menurut Van
Leewen bisa menjadi penanda yang baik bagaimana suatu kelompok atau peristiwa
direpresentasikan dalam teks. Ini merupakan strategi wacana bagaimana suatu
kelompok atau wacana lain yang dipandang lebih dominan atau lebih bagus.
b. Objektivasi-Abstraksi
Elemen wacana ini berhubungan dengan pertanyaan apakah informasi
mengenai suatu peristiwa atau aktor sosial ditampilkan dengan memberi petunjuk
yang konkret ataukah yang ditampilkan adalah abstraksi
c. Nominasi-Katagorisasi
Dalam suatu pemberitahuan mengenai aktor atau mengenai suatu
permasalahan sering kali terjadi pilihan apakah aktor tersebut ditampilkan apa
adanya ataukah yang disebut adalah katagori dari aktor sosial tersebut. Katagori
ini bisa macam-macam, yang menunjukkan ciri-ciri penting, dari seseorang bisa
berupa agama, status, bentuk fisik dan sebagainya.
d. Nominasi-Identifikasi
Strategi wacana ini hampir mirip dengan katagorisasi yakni bagaimana
suatu kelompok peristiwa atau tindakan tertentu didefinisikan. Bedanya dalam
identifikasi, proses pengidentifikasian itu dilakukan dengan memberi anak
kalimat sebagai penjelas. Umumnya dihubungkan dengan kata hubung seperti: yang,
di mana.
e. Determinasi-Indeterminasi
Dalam pemberitaan sering kali aktor atau peristiwa disebutkan secara
jelas, tetapi sering kali juga tidak jelas. Anonimitas ini bisa jadi karena
wartawan belum mendapatkan bukti yang cukup untuk menulis, sehingga lebih aman
untuk menulis, sehingga lebih aman untuk menulis anonym. Bisa juga karena ada
kekuatan struktural kalau kategori yang jelas dari seorang aktor sosial
tersebut disebut dalam teks.
f. Asimilasi-Individualisasi
Strategi wacana ini berhubungan dengan pertanyaan apakah aktor sosial
yang diberitakan ditunjukkan dengan jelas katagorinya ataukah tidak. Asimilasi
terjadi ketika dalam pemberitaan bukan katagori aktor sosial yang spesifik yang
disebut dalam berita tetapi komunitas atau kelompok sosial di mana seseorang
tersebut berada.
g. Asosiasi-Disosiasi
Strategi wacana ini berhubungan dengan pertanyaan apakah aktor atau
suatu pihak ditampilkan sendiri ataukah dia dihubungkan dengan kelompok lain
yang lebih besar.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Strategi Wacana
No
|
No Berita
|
Strategi Wacana
|
Keterangan
|
|
Exclusion
|
Inclusion
|
|||
1
|
14
|
|
Ø Diferensiasi- Indiferensiasi
Ø Nominasi-Kategorisasi
|
2
Inclusion
|
2
|
15
|
|
Ø Diferensiasi-
Indiferensiasi
Ø Nominasi-Kategorisasi
|
2 Inclusion
|
3
|
17
|
Ø Nominalisasi
|
Ø Asimilasi-Individualisasi
|
1 Exclusion dan 1 Inclusion
|
4
|
19
|
|
Ø Nominasi-Kategorisasi
Ø Asimilasi-Individualisasi
Ø Diferensiasi-Indiferensiasi
|
3
Inclusion
|
5
|
23
|
Ø Nominalisasi
|
Ø Determinasi- Indeterminasi
|
1 Exclusion dan 1 Inclusion
|
6
|
25
|
|
Ø Nominasi-Kategorisasi
Ø Determinasi-indeterminasi
|
2
Inclusion
|
3.2 Keberpihakan strategi wacana dalam berita pada koran bali post.
- Berita No 14
Judul : KPUD Bali Umumkan
Laporan Penerimaan Dana Kampanye
Strategi Wacana
a.
Diferensiasi
·
DPD PDI Perjuangan Bali
memberikan sumbangan untuk pasangan calon Puspayoga-Dewa Sukrawan
sebesar Rp. 50 juta. Sementara untuk pasangan calon Made Mangku Pastika-Ketut
Sudikerta memiliki saldo awal untuk dana kampanye sebesar Rp. 351 juta. (Pgf 5, kal 2)
Pada kalimat diatas, seorang aktor “Puspayoga-Dewa Sukrawan”
ditampilkan dalam teks secara mandiri. Selain itu ditampilkan juga pristiwa
yang unik atau khas dan dibuat kontras dengan menampilkan pristiwa atau aktor
lain dalam teks seperti “Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta”.
Secara tidak langsung, DPD PDI Perjuangan Bali lebih condong
ke pasangan calon Puspayoga-Dewa Sukrawan. Hal itu dikarenakan pasangan calon
Puspayoga-Dewa Sukrawan mendapatkan sumbangan sebesar Rp. 50 juta.
Dengan demikian, yang diuntungkan dalam pemberitaan ini
adalah pasangan calon Puspayoga-Dewa Sukrawan.
b.
Kategorisasi
·
Anggota KPU Provensi Bali Ni
Putu Ayu Winariati, S.P., kamis (2/5) kemarin
menjelaskan, untuk Pilgub Bali telah menerima laporan Penerimaan Dana Kampanye
Periode 2 April-27 April 2013 dari dua pasangan calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Bali tahun 2013. (Pgf 3, kal 1)
Pada
kalimat di atas, aktor ditampilkan dan disertai dengan ciri pentingnya yaitu,
Ni Putu Ayu Winariati, S.P adalah seorang anggota KPU Provensi Bali.
Ni
Putu Ayu Wiranti, S.P menjelaskan telah menerima laporan Penerimaan Dana
Kampanye Periode 2 April-27 April 2013 dari dua pasang calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Bali tahun 2013.
Dengan
demikian, yang diuntungkan dalam berita ini adalah kedua belah pihak calon
Guberunur Bali 2013, karena laporan untuk penerimaan dana kampanye telah
diterima oleh Ni Putu Ayu Wiranti, S.P.
- Berita No 15
Judul : Majukan Pendidikan
Harus Sinergis
Strategi Wacana
a.
Indiferensiasi
·
Pasangan Puspayoga untuk menaati UU yang mensyaratkan 20 persen APBD untuk
anggaran Pendidikan, dinilai sangat pas untuk mencerdaskan anak bangsa. (Pgf 1, kal 1)
Pada kalimat di atas, aktor ”Pasangan Puspayoga” ditampilkan
secara mandiri. Hal itu ditandai dengan tulisan yang bergaris bawah.
Dalam berita di atas, pasanan Puspayoga dinilai sangat pas
untuk mencerdaskan anak bangsa.
Dengan demikian, yang diuntungkan dalam berita ini ialah
pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan, karena programnya dinilai sangat pas untuk
mencerdaskan anak bangsa.
b. Kategorisasi
·
Tiga program ini disambut
positif pelaku dan pengamat pendidikan. Pengamat Pendidikan Dr. I Made
Suarta, SH., M. Hum mengungkapkan, anggaran 20 persen bagi dunia pendidikan
merupakan amanat UU Sisdiknas. (Pgf 2, kal 1)
Kalimat di atas mengandung strategi kategorisasi, aktor
tersebut ditampilkan dengan menunjukkan statusnya sebagai Pengemat Pendidikan.
Hal ini ditandai dengan kata yang bergaris bawah.
Dalam berita diatas, tiga program Puspayoga-Dewa Sukrawan
disambut positif oleh pelaku dan pengamat pendidikan, yaitu Dr. I Made Suarta,
SH., M.
Dengan dipilihnya strategi kategorisasi, yang diuntungkan
adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan karena ketiga programnya disambut
positif oleh Pengamat Pendidikan Dr. I Made Suarta, SH., M.
3.
Berita No 17
Judul : Kekhawatiran Fraksi
PDI-P Bali Terbukti
Strategi Wacana
a. Nominalisasi
·
Program mempercepat
pengentasan kemiskinan juga dilakukan melalui bedah rumah agar layak huni,
peningkatan kualitas pelayanan puskesmas dan rumah sakit daerah,
peningkatan kualitas pendidikan dasar, dan peningkatan derajat kesehatan
perempuan.
(Pgf 9, kal 1)
Kalimat di atas mengandung strategi nominalisasi, karena pada
umumnya , strategi ini berhubungan dengan kata kerja (verba) menjadi kata benda
(nomina). Umumnya diberi imbuhan pe-an seperti pada kalimat diatas yang diberi
garis bawah.
Dalam berita di atas, yang diuntungkan adalah pasangan
Puspayoga-Dewa Sukrawan karena program Puspayoga-Dew Sukrawan dinilai dapat mempercepat
pengentasan kemiskinan juga dilakukan melalui bedah rumah agar layak huni,
peningkatan kualitas pelayanan puskesmas dan rumah sakit daerah, peningkatan
kualitas pendidikan dasar, dan peningkatan derajat kesehatan perempuan.
b. Individualisasi
·
Ia juga akan konsisten
mendorong pengembangan dan pembangunan pasar tradisional di semua
kabupaten/kota dengan fasilitas pasar yang lengkap, bersih dan tertata rapi.(Pgf 8, kal 1)
Kalimat diatas mengandung strategi
individualisasi, pada kalimat tersebut pengembangan yang dilakukan Puspayoga-Dewa Sukrawan disebutkan secara
jelas.
Dalam berita di atas, pasangan
Puspayoga-Dewa Sukrawan berkonsisten akan mendorong dan mengembangkan pasar
tradisional di semua kabupeten.
Dengan demikian, yang diuntungkan adalah
pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan karena dia berkonsisten mendorong pengembangan
pembangunan pasar tradisional di semua kabupaten/kota dengan fasilitas pasar
yang lengkap, bersih dan tertata rapi.
4.
Berita No 19
Judul : Gerakan Rakyat Bali
Tegakkan Kejujuran dan Pemerintahan Bersih
Strategi Wacana
a. Kategorisasi
·
Mengenakan kaos putih
dipadukan kemeja kotak-kotak kebesarnya, Jokowi berbaur bersama puluhan ribu masyarakat dalam “Jalan Sehat
Bersama PAS”. (Pgf 2, kal 1)
Kalimat di atas tergolong ke dalam strategi
kategorisasi, karena aktor ditampilkan dengan ciri-ciri bentuk dan fisiknya,
yaitu seperti kalimat yang telah saya garis bawahi.
Dalam kalimat tersebut, PAS dersama Jokowi
berbaur dengan puluhan ribu masyarakat dalam rangka jalan sehat.
Dengan demikian, yang diuntungkan pada
berita ini adalah pasangan calon Puspayoga-Dewa Sukrawan karena mereka
melakukan pendekatan dengan puluhan ribu masyarakat serta di dampingi Jokowi.
b. Individualisasi
·
“Ini menunjukkan kecintaan
mereka pada Pak Puspayoga, karena memang Pak Puspayoga saya lihat sosok yang
sederhana, dan bisa dekat dengan masyarakat, merakyat. Saya kira itu yang
dibutuhkan Bali,” ujarnya.(Pgf 2, kal 3)
Kalimat di atas tergolong ke dalam strategi
individualisasi, karena kategori Puspayoga disebut secara jelas, yaitu seperti
yang telah saya garis bawahi di atas.
Dalam kalimat tersebut Puspayoga dipandang
sebagai sosok yang sederhana, dan bisa dekat dengan masyarakat, merakyat.
Dengan demikian, yang diuntungkan pada
berita ini adalah Puspayoga, karena dinilai sebagai sosok yang sederhana, dan
bisa dekat dengan masyarakat, merakyat dan dibutuhkan oleh Bali.
c. Indiferensiasi
·
Ara yakin di tangan
Puspayoga, akan ada banyak perubahan di Pulau Dewata terkait pemerintahan
hingga mengatasi kesenjangan antar daerah, baik dari segi intrastruktur,
pendidikan maupun kesehatan. (pgf 7, kal 2)
Kalimat ini mengandung strategi indiferensiasi, karena
pada kaliat diatas pristiwanya ditampilkan secara mandiri.
Dalam kalimat tersebut, Ara yakin ditangan Pupayoga
akan ada perubahan di Pulau Dewata terkait pemerintahan hingga mengatasi
kesenjangan antar daerah, baik dari segi intrastruktur, pendidikan maupun
kesehatan.
Dengan demikian, yang diuntungkan pada berita ini adalah
pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan karena dinilai dapat memberikan perubahan
terkait pemerintahan hingga mengatasi kesenjangan antar daerah, baik dari segi
intrastruktur, pendidikan maupun kesehatan.
5.
Berita No 23
Judul : Pusayoga Saksikan Gelar Seni Budaya Ajeg Bali
Strategi Wacana
a. Nominalisasi
·
Persembahyangan bersama ini diikuti tim pemenangan PAS dan jajaran pengurus dan
simpatisan DPC PDI Perjuangan kota Denpasar untuk mensyukuri proses kampanye
yang berlangsung dengan lancar dan aman. (Pgf 1, kal 2)
Pada kalimat ini mengandung strategi nominalisas,
karena strategi ini mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina).
Umumnya diberikan imbuhan pe-an seperti pada kalimat diatas yang telah digaris
bawahi.
Dengan demikian, yang diuntungkan pada berita ini
adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan, karena pangangan Puspayoga-Dewa
Sukrawan menyempatkan diri berbaur dengan masyarakat dan menggelar
persembahyangan bersama dengan tim pemenang PAS.
b.
Indeterminasi
·
Mengakhiri masa kampanye kandidat no urut 1 A.A. Ngurah
Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) menggelar persembahyangan bersama di
pura Jagadnatha Denpasar.(Pgf 1, kal 1)
Kalimat ini tergolong ke
dalam strategi indeterminasi, karena ada kekuatan strukural setra kategori yang
jelas dari seorang aktor sosial tersebut, seperti yang telah digarisbawahi di
atas.
Dengan demikian, yang
diuntungkan dalam berita ini adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan karena
menyempatkan diri untuk berbaur bersama masyarakat.
6.
Berita No 25
Judul : PAS Berpihak pada Rakyat
Strategi Wacana
a. Nominasi
·
Bagi mantan preseiden RI ini menjadi politisi bukanlah
untuk mencari hidup, namun menjadi alat perjuangan yang berpihak pada rakyat
kecil. (Pgf 6, kal 2)
Kalimat ini tergolong ke dalam strategi nominasi,
karena aktor ditampilkan dengan menunjukkan ciri penting berupa statusnya yang
pernah menjadi presiden RI. Hal ini terdapat pada kata yang telah digaris
bawahi di atas.
Dengan demikian, yang diuntungkan pada beria ini
adalah pasngan Puspayoga-Dewa sukrawan, karena mantan presiden RI ini mengusung
Puspayoga-Dewa Sukrawan sebagai calon Guberur Bali tahun 2013.
b. Indeterminasi
·
Mega pun menegaskan PAS adalah kader terbaik partai banteng moncongputih. (Pgf
2, kal 1)
Kalimat ini tergolong ke dalam strategi indeterminasi,
karena ketentuan struktural atau kategori yang jelas dari seorang aktor sosial tersebut
kedalam teks, seperti yang telah digaris bawahi di atas.
Dengan demikian, yang diuntungkan oleh kalimat diatas
adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan, karena megawati mendukung PAS dan
menegaskan bahwa PAS adalah kader terbaik partai moncongputih.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Setelah menganalisis ke 6 berita mengenai Pilgub Bali
tahun 2013 pada koran Bali Post dengan menggunakan teori Theo Van Leeuwen,
terdapat strategi exclusion yaitu nominalisasi, sedangkan pada strategi
inclusion terdapat diferensiasi, kategorisasi, individualisasi, dan
indiferensiasi.
Ketika kita menganalisis
berita dengan menggunakan teori Theo Van Leeuwen pada berita yang terdapat pada
koran Bali Post, kita dapat menyimpulkan salah satu calon Gubernur 2013 sangat
ditonjolkan dalam berita pada koran Bali Post. Dengan demikian penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa koran Bali Post berpihak pada pasangan calon
Gubernur no. 2 yaitu Puspayoga-Dewa Sukrawan.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas,
penulis berharap segenap orang yang membaca makalah sederhana ini dapat
mengkritisi materi-materi yang tersaji. Penulis menyarankan pembaca membaca
referensi-referensi terkait permasalahan yang tersaji dalam strategi wacana ini. Jika memang tulisan dalam makalah ini salah atau menyimpang dari koridor
keilmuan yang berlaku, penulis sangat mengaharapkan adanya masukan yang
bersifat kontruktif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pengertian Koran. Tersedia pada: http://matakristal.com/pengertian-koran/.
Diakses pada tanggal 24 Juni 2013
Anonim. 2013. Pengertian Berita Dan Unsur-Unsur Berita.
Tersedia pada: http://www.peribahasaindonesia.com/pengertian-berita-dan-unsur-unsur-berita/.
Diakses pada tanggal 24 Juni 2013
van Leeuwen, Theo. 2008. Discourse and Practice. Oxford: Oxford
University Press.