Selasa, 02 Juli 2013

Analisis berita pada koran Bali Post

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sepanjang hidupnya, manusia tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana sebagai pengungkap ide, gagasan, isi pikiran, maksud, tujuan, keinginan, penjelasan, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah bahasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.
Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relativ paling kompleks dan paling jelas. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Namun, wacana pada dasarnya juga merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis.
Van Leeuwen (2008) dalam bukunya yang berjudul Discourse and Practice menggunakan pendekatan eksklusi dan inklusi untuk menganalisis bagaimana aktor-aktor dalam wacana ditampilkan, apakah aktor tersebut ditampilkan secara utuh, hanya sebagian atau bahkan dihilangkan. Eksklusi merupakan pengeluaran atau penghilangan aktor dari suatu wacana (van Leeuwen, 2008: 28-29). Berlawanan dengan eksklusi, inklusi berkaitan dengan bagaimana aktor dimasukkan atau dihadirkan dalam wacana. Jenis pendekatan ini memungkinkan untuk meninjau lebih dalam dan terperinci tentang posisi aktor dalam wacana.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Strategi wacana apa saja yang terdapat dalam berita pada koran bali post?
  2. Bagaimana keperbihakan strategi wacana dalam berita pada koran bali post?
1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi wacana yang digunakan dalam berita pada koran bali post.
2.  Untuk mengetahui keberpihakan strategi wacana dalam berita pada koran bali post.
1.4  Manfaat
  1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah wacana
  2. Dapat menunjukkan contoh kalimat yang menunjukkan strategi wacana Theo van Leeuwen pada berita di koran Bali Post.

























BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Theo Van Leeuwen
            Theo Van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu  kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Di sini ada kaitan antara wacana dengan kekuasaan. Kekuasaan bukan hanya beroperasi lewat jalur-jalur formal, hukum dan intuisi negara dengan kekuasaannya untuk melarang dan menghukum tetapi juga sesuatu  atau suatu kelompok sebagai tidak benar atau buruk. Sering sekali tindakan kekuasaan itu datang setelah suatu kelompok digambarkan secara buruk: tidak berpendidikan, liar, mengganggu ketentraman, kenyamanan dan sering bertindak anarkis.
            Media adalah salah satu agan terpenting dalam mendefinisikan suatu kelompok. Lewat pemberitaan yang terus-menerus disebarkan, media secara tidak langsung membentuk pemahaman dan kesadaran di kepala khalayak mengenai sesuatu. Wacana yang dibuat oleh media itu bisa jadi melegitimasi suatu hal atau kelompok lain. Sering sekali adanya ketidakadilan dalam berita mengenai pemerkosaan terhadap wanita. Bagaimana pihak yang menjadi korban digambarkan secara buruk, sehingga khalayak tidak bersimpati justru lebih bersimpati kepada laki-laki yang menjadi pelaku. Theo Van Leewen membuat suatu model analisis yang bisa kita pakai untuk melihat bagaimana suatu peristiwa dan aktor-aktor sosial tersebut ditampilkan dalam media dan bagaimana suatu kelompok yang tidak punya akses menjadi pihak yang secara terus-menerus dimarjinalkan.
Berita adalah laporan, karangan, atau informasi mengenai suatu kejadian atau pristiwa yang terkini(aktual). Suatu pristiwa bisa disebut berita apabila sudah disiarkan, dilaporkan, atau diinformasikan. Berita dalam media cetak dapat dilihat pada surat kabar, tabloit, atau majalah. Di dalam berita, selalu terdapat informasi.kita dapat mengetahui informasi tersebut dengan berpegangan pada 5W+1H (http://www.peribahasaindonesia.com/pengertian-berita-dan-unsur-unsur-berita/).
Koran adalah sejenis media massa yang memberitakan kejadian-kejadian sehari-hari dalam kehidupan manusia. Koran biasanya ditunjukan sebagai kegiatan komersil dari penerbit koran yang bersangkutan. Tulisan-tulisan yang terdapat dalam sebuah koran dihasilkan oleh para penulis berita yang disebut wartawan (http://matakristal.com/pengertian-koran/).

2.2 Strategi Wacana Exclusion
            Ada beberapa strategi bagaimana suatu aktor dikeluarkan dalam pembicaraan. Di antaranyadapat digambarkan sebagai berikut.
a)      Pasivasi
Eksklusi adalah suatu isu sentral dalam analisis wacana. Pada dasarnya ini adalah proses bagaimana satu kelompok atau aktor tertentu tidak dilibatkan dalam satu kelompok atau aktor tertentu tidak dilibatkan dalam suatu pembicaraan atau wacana. Salah satu cara klasik adalah dengan membuat kalimat dalam bentuk pasif. Lewat pemakaian kalimat pasif aktor dapat tidak hadir dalam teks, sesuatu yang tidak mungkin terjadi dalam kalimat yang berstruktur aktif. Dalam kalimat pertama, berita disajikan dalam bentuk kalimat aktif. Sebaliknya, dalam kalimat kedua, aktor dihilangkan dalam pemberitaan, sebab yang lebih dipentingkan dalam pemberitaan adalah objek.
b)      Nominalisasi
Strategi wacana lain yang sering dipakai untuk menghilangkan kelompok atau aktor sosial tertentu adalah lewat nominalisasi. Sesuai dengan namanya, strategi ini berhubungan dengan mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan dengan memberi imbuhan pe-an.
c)      Penggantian Anak Kalimat
Penggantian subjek juga dapat dilakukan dengan memakai anak kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai pengganti aktor. Dalam pemberitaan mengenai demonstrasi mahasiswa, dengan memakai anak kalimat “untuk mengendalikan demonstrasi mahasiswa”, maka aktor (polisi) bisa disembunyikan atau dihilangkan dalam teks.

2.3 Strategi Wacana Inclusion
            Ada beberapa macam strategi wacana yang dilakukan ketika sesuatu, seseorang, atau kelompok ditampilkan dalam teks.
a.       Diferensiasi-Indiferensiasi
Suatu peristiwa atau seorang aktor sosial bisa ditampilkan dalam teks secara mandiri, sebagai suatu peristiwa yang unik atau khas, tetapi bisa juga di buat kontras dengan menampilkan peristiwa atau aktor lain dalam teks. Hadirnya peristiwa atau kelompok lain lselain yang diberitakan itu, menurut Van Leewen bisa menjadi penanda yang baik bagaimana suatu kelompok atau peristiwa direpresentasikan dalam teks. Ini merupakan strategi wacana bagaimana suatu kelompok atau wacana lain yang dipandang lebih dominan atau lebih bagus.
b.      Objektivasi-Abstraksi
Elemen wacana ini berhubungan dengan pertanyaan apakah informasi mengenai suatu peristiwa atau aktor sosial ditampilkan dengan memberi petunjuk yang konkret ataukah yang ditampilkan adalah abstraksi
c.       Nominasi-Katagorisasi
Dalam suatu pemberitahuan mengenai aktor atau mengenai suatu permasalahan sering kali terjadi pilihan apakah aktor tersebut ditampilkan apa adanya ataukah yang disebut adalah katagori dari aktor sosial tersebut. Katagori ini bisa macam-macam, yang menunjukkan ciri-ciri penting, dari seseorang bisa berupa agama, status, bentuk fisik dan sebagainya.
d.      Nominasi-Identifikasi
Strategi wacana ini hampir mirip dengan katagorisasi yakni bagaimana suatu kelompok peristiwa atau tindakan tertentu didefinisikan. Bedanya dalam identifikasi, proses pengidentifikasian itu dilakukan dengan memberi anak kalimat sebagai penjelas. Umumnya dihubungkan dengan kata hubung seperti: yang, di mana.
e.       Determinasi-Indeterminasi
Dalam pemberitaan sering kali aktor atau peristiwa disebutkan secara jelas, tetapi sering kali juga tidak jelas. Anonimitas ini bisa jadi karena wartawan belum mendapatkan bukti yang cukup untuk menulis, sehingga lebih aman untuk menulis, sehingga lebih aman untuk menulis anonym. Bisa juga karena ada kekuatan struktural kalau kategori yang jelas dari seorang aktor sosial tersebut disebut dalam teks.
f.       Asimilasi-Individualisasi
Strategi wacana ini berhubungan dengan pertanyaan apakah aktor sosial yang diberitakan ditunjukkan dengan jelas katagorinya ataukah tidak. Asimilasi terjadi ketika dalam pemberitaan bukan katagori aktor sosial yang spesifik yang disebut dalam berita tetapi komunitas atau kelompok sosial di mana seseorang tersebut berada.
g.      Asosiasi-Disosiasi
Strategi wacana ini berhubungan dengan pertanyaan apakah aktor atau suatu pihak ditampilkan sendiri ataukah dia dihubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar.












BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Strategi Wacana
No
No Berita
Strategi Wacana
Keterangan
Exclusion
Inclusion
1
14





Ø  Diferensiasi- Indiferensiasi
Ø  Nominasi-Kategorisasi



2 Inclusion
2
15



Ø  Diferensiasi-
Indiferensiasi
Ø  Nominasi-Kategorisasi


2 Inclusion
3
17
Ø       Nominalisasi



Ø  Asimilasi-Individualisasi

1 Exclusion dan 1 Inclusion
4
19



Ø  Nominasi-Kategorisasi
Ø  Asimilasi-Individualisasi
Ø  Diferensiasi-Indiferensiasi



3 Inclusion
5
23
Ø  Nominalisasi

Ø  Determinasi- Indeterminasi


1 Exclusion dan 1 Inclusion
6
25

Ø  Nominasi-Kategorisasi
Ø  Determinasi-indeterminasi


2 Inclusion

3.2 Keberpihakan strategi wacana dalam berita pada koran bali post.
  1. Berita No 14
Judul : KPUD Bali Umumkan Laporan Penerimaan Dana Kampanye
Strategi Wacana
a.    Diferensiasi
·      DPD PDI Perjuangan Bali memberikan sumbangan untuk pasangan calon Puspayoga-Dewa Sukrawan sebesar Rp. 50 juta. Sementara untuk pasangan calon Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta memiliki saldo awal untuk dana kampanye sebesar Rp. 351 juta. (Pgf 5, kal 2)
Pada kalimat diatas, seorang aktor “Puspayoga-Dewa Sukrawan” ditampilkan dalam teks secara mandiri. Selain itu ditampilkan juga pristiwa yang unik atau khas dan dibuat kontras dengan menampilkan pristiwa atau aktor lain dalam teks seperti “Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta”.
Secara tidak langsung, DPD PDI Perjuangan Bali lebih condong ke pasangan calon Puspayoga-Dewa Sukrawan. Hal itu dikarenakan pasangan calon Puspayoga-Dewa Sukrawan mendapatkan sumbangan sebesar Rp. 50 juta.
Dengan demikian, yang diuntungkan dalam pemberitaan ini adalah pasangan calon Puspayoga-Dewa Sukrawan.
b.   Kategorisasi
·      Anggota KPU Provensi Bali Ni Putu Ayu Winariati, S.P., kamis (2/5) kemarin menjelaskan, untuk Pilgub Bali telah menerima laporan Penerimaan Dana Kampanye Periode 2 April-27 April 2013 dari dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali tahun 2013. (Pgf 3, kal 1)
Pada kalimat di atas, aktor ditampilkan dan disertai dengan ciri pentingnya yaitu, Ni Putu Ayu Winariati, S.P adalah seorang anggota KPU Provensi Bali.
Ni Putu Ayu Wiranti, S.P menjelaskan telah menerima laporan Penerimaan Dana Kampanye Periode 2 April-27 April 2013 dari dua pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali tahun 2013.
Dengan demikian, yang diuntungkan dalam berita ini adalah kedua belah pihak calon Guberunur Bali 2013, karena laporan untuk penerimaan dana kampanye telah diterima oleh Ni Putu Ayu Wiranti, S.P.
  1. Berita No 15
Judul : Majukan Pendidikan Harus Sinergis
Strategi Wacana
a.    Indiferensiasi
·      Pasangan Puspayoga untuk menaati UU yang mensyaratkan 20 persen APBD untuk anggaran Pendidikan, dinilai sangat pas untuk mencerdaskan anak bangsa. (Pgf 1, kal 1)
Pada kalimat di atas, aktor ”Pasangan Puspayoga” ditampilkan secara mandiri. Hal itu ditandai dengan tulisan yang bergaris bawah.
Dalam berita di atas, pasanan Puspayoga dinilai sangat pas untuk mencerdaskan anak bangsa.
Dengan demikian, yang diuntungkan dalam berita ini ialah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan, karena programnya dinilai sangat pas untuk mencerdaskan anak bangsa.
b. Kategorisasi
·      Tiga program ini disambut positif pelaku dan pengamat pendidikan. Pengamat Pendidikan Dr. I Made Suarta, SH., M. Hum mengungkapkan, anggaran 20 persen bagi dunia pendidikan merupakan amanat UU Sisdiknas. (Pgf 2, kal 1)
Kalimat di atas mengandung strategi kategorisasi, aktor tersebut ditampilkan dengan menunjukkan statusnya sebagai Pengemat Pendidikan. Hal ini ditandai dengan kata yang bergaris bawah.
Dalam berita diatas, tiga program Puspayoga-Dewa Sukrawan disambut positif oleh pelaku dan pengamat pendidikan, yaitu Dr. I Made Suarta, SH., M.
Dengan dipilihnya strategi kategorisasi, yang diuntungkan adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan karena ketiga programnya disambut positif oleh Pengamat Pendidikan Dr. I Made Suarta, SH., M.
3.      Berita No 17
Judul : Kekhawatiran Fraksi PDI-P Bali Terbukti
Strategi Wacana
a. Nominalisasi
·      Program mempercepat pengentasan kemiskinan juga dilakukan melalui bedah rumah agar layak huni, peningkatan kualitas pelayanan puskesmas dan rumah sakit daerah, peningkatan kualitas pendidikan dasar, dan peningkatan derajat kesehatan perempuan. (Pgf 9, kal 1)
Kalimat di atas mengandung strategi nominalisasi, karena pada umumnya , strategi ini berhubungan dengan kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya diberi imbuhan pe-an seperti pada kalimat diatas yang diberi garis bawah.
Dalam berita di atas, yang diuntungkan adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan karena program Puspayoga-Dew Sukrawan dinilai dapat mempercepat pengentasan kemiskinan juga dilakukan melalui bedah rumah agar layak huni, peningkatan kualitas pelayanan puskesmas dan rumah sakit daerah, peningkatan kualitas pendidikan dasar, dan peningkatan derajat kesehatan perempuan.
b. Individualisasi
·      Ia juga akan konsisten mendorong pengembangan dan pembangunan pasar tradisional di semua kabupaten/kota dengan fasilitas pasar yang lengkap, bersih dan tertata rapi.(Pgf 8, kal 1)
     Kalimat diatas mengandung strategi individualisasi, pada kalimat tersebut pengembangan yang dilakukan  Puspayoga-Dewa Sukrawan disebutkan secara jelas.
     Dalam berita di atas, pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan berkonsisten akan mendorong dan mengembangkan pasar tradisional di semua kabupeten.
     Dengan demikian, yang diuntungkan adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan karena dia berkonsisten mendorong pengembangan pembangunan pasar tradisional di semua kabupaten/kota dengan fasilitas pasar yang lengkap, bersih dan tertata rapi.
4.      Berita No 19
Judul : Gerakan Rakyat Bali Tegakkan Kejujuran dan Pemerintahan Bersih
Strategi Wacana
a. Kategorisasi
·      Mengenakan kaos putih dipadukan kemeja kotak-kotak kebesarnya, Jokowi berbaur bersama puluhan ribu masyarakat dalam “Jalan Sehat Bersama PAS”. (Pgf 2, kal 1)
     Kalimat di atas tergolong ke dalam strategi kategorisasi, karena aktor ditampilkan dengan ciri-ciri bentuk dan fisiknya, yaitu seperti kalimat yang telah saya garis bawahi.
     Dalam kalimat tersebut, PAS dersama Jokowi berbaur dengan puluhan ribu masyarakat dalam rangka jalan sehat.
     Dengan demikian, yang diuntungkan pada berita ini adalah pasangan calon Puspayoga-Dewa Sukrawan karena mereka melakukan pendekatan dengan puluhan ribu masyarakat serta di dampingi Jokowi.
 b. Individualisasi
·      “Ini menunjukkan kecintaan mereka pada Pak Puspayoga, karena memang Pak Puspayoga saya lihat sosok yang sederhana, dan bisa dekat dengan masyarakat, merakyat. Saya kira itu yang dibutuhkan Bali,” ujarnya.(Pgf 2, kal 3)
     Kalimat di atas tergolong ke dalam strategi individualisasi, karena kategori Puspayoga disebut secara jelas, yaitu seperti yang telah saya garis bawahi di atas.
     Dalam kalimat tersebut Puspayoga dipandang sebagai sosok yang sederhana, dan bisa dekat dengan masyarakat, merakyat.
     Dengan demikian, yang diuntungkan pada berita ini adalah Puspayoga, karena dinilai sebagai sosok yang sederhana, dan bisa dekat dengan masyarakat, merakyat dan dibutuhkan oleh Bali.
c. Indiferensiasi
·      Ara yakin di tangan Puspayoga, akan ada banyak perubahan di Pulau Dewata terkait pemerintahan hingga mengatasi kesenjangan antar daerah, baik dari segi intrastruktur, pendidikan maupun kesehatan. (pgf 7, kal 2)
Kalimat ini mengandung strategi indiferensiasi, karena pada kaliat diatas pristiwanya ditampilkan secara mandiri.
Dalam kalimat tersebut, Ara yakin ditangan Pupayoga akan ada perubahan di Pulau Dewata terkait pemerintahan hingga mengatasi kesenjangan antar daerah, baik dari segi intrastruktur, pendidikan maupun kesehatan.
Dengan demikian, yang diuntungkan pada berita ini adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan karena dinilai dapat memberikan perubahan terkait pemerintahan hingga mengatasi kesenjangan antar daerah, baik dari segi intrastruktur, pendidikan maupun kesehatan.

5.      Berita No 23
Judul : Pusayoga Saksikan Gelar Seni Budaya Ajeg Bali
Strategi Wacana
a. Nominalisasi
·      Persembahyangan bersama ini diikuti tim pemenangan PAS dan jajaran pengurus dan simpatisan DPC PDI Perjuangan kota Denpasar untuk mensyukuri proses kampanye yang berlangsung dengan lancar dan aman. (Pgf 1, kal 2)
Pada kalimat ini mengandung strategi nominalisas, karena strategi ini mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya diberikan imbuhan pe-an seperti pada kalimat diatas yang telah digaris bawahi.
Dengan demikian, yang diuntungkan pada berita ini adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan, karena pangangan Puspayoga-Dewa Sukrawan menyempatkan diri berbaur dengan masyarakat dan menggelar persembahyangan bersama dengan tim pemenang PAS.
b.   Indeterminasi
·      Mengakhiri masa kampanye kandidat no urut 1 A.A. Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) menggelar persembahyangan bersama di pura Jagadnatha Denpasar.(Pgf 1, kal 1)
Kalimat ini tergolong ke dalam strategi indeterminasi, karena ada kekuatan strukural setra kategori yang jelas dari seorang aktor sosial tersebut, seperti yang telah digarisbawahi di atas.
Dengan demikian, yang diuntungkan dalam berita ini adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan karena menyempatkan diri untuk berbaur bersama masyarakat.

6.      Berita No 25
Judul : PAS Berpihak pada Rakyat
Strategi Wacana
 a. Nominasi
·      Bagi mantan preseiden RI ini menjadi politisi bukanlah untuk mencari hidup, namun menjadi alat perjuangan yang berpihak pada rakyat kecil. (Pgf 6, kal 2)
Kalimat ini tergolong ke dalam strategi nominasi, karena aktor ditampilkan dengan menunjukkan ciri penting berupa statusnya yang pernah menjadi presiden RI. Hal ini terdapat pada kata yang telah digaris bawahi di atas.
Dengan demikian, yang diuntungkan pada beria ini adalah pasngan Puspayoga-Dewa sukrawan, karena mantan presiden RI ini mengusung Puspayoga-Dewa Sukrawan sebagai calon Guberur Bali tahun 2013.
b. Indeterminasi
·      Mega pun menegaskan PAS adalah kader terbaik partai banteng moncongputih. (Pgf 2, kal 1)
Kalimat ini tergolong ke dalam strategi indeterminasi, karena ketentuan struktural atau kategori yang jelas dari seorang aktor sosial tersebut kedalam teks, seperti yang telah digaris bawahi di atas.
Dengan demikian, yang diuntungkan oleh kalimat diatas adalah pasangan Puspayoga-Dewa Sukrawan, karena megawati mendukung PAS dan menegaskan bahwa PAS adalah kader terbaik partai moncongputih.





























BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
            Setelah menganalisis ke 6 berita mengenai Pilgub Bali tahun 2013 pada koran Bali Post dengan menggunakan teori Theo Van Leeuwen, terdapat strategi exclusion yaitu nominalisasi, sedangkan pada strategi inclusion terdapat diferensiasi, kategorisasi, individualisasi, dan indiferensiasi.
Ketika kita menganalisis berita dengan menggunakan teori Theo Van Leeuwen pada berita yang terdapat pada koran Bali Post, kita dapat menyimpulkan salah satu calon Gubernur 2013 sangat ditonjolkan dalam berita pada koran Bali Post. Dengan demikian penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa koran Bali Post berpihak pada pasangan calon Gubernur no. 2 yaitu Puspayoga-Dewa Sukrawan.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, penulis berharap segenap orang yang membaca makalah sederhana ini dapat mengkritisi materi-materi yang tersaji. Penulis menyarankan pembaca membaca referensi-referensi terkait permasalahan yang tersaji dalam strategi wacana ini. Jika memang tulisan dalam makalah ini salah atau menyimpang dari koridor keilmuan yang berlaku, penulis sangat mengaharapkan adanya masukan yang bersifat kontruktif.




                                                        





DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pengertian Koran. Tersedia pada: http://matakristal.com/pengertian-koran/. Diakses pada tanggal 24 Juni 2013
Anonim. 2013. Pengertian Berita Dan Unsur-Unsur Berita. Tersedia pada: http://www.peribahasaindonesia.com/pengertian-berita-dan-unsur-unsur-berita/. Diakses pada tanggal 24 Juni 2013
van Leeuwen, Theo. 2008. Discourse and Practice. Oxford: Oxford University Press.